Pengolahan plastik bekas menjadi produk baru yang bermanfaat marak dilakukan. Kali ini, Green Star menyempatkan diri untuk berkunjung ke tempat pengolahan plastik bekas, Bogem, Prigen, Jawa Timur. Berikut cuplikan video tentang pengolahan plastik dan sedikit profil kami. Lihat - lihat ya pussy drama :D
Read More
Pussy Cat Drama
Karena hidup berlangsung dengan drama
Kamis, 31 Oktober 2013
Rabu, 30 Oktober 2013
Cara Mudah Kecilkan Pori-pori Besar Pada Kulit
PussyCara: Cara Mudah Kecilkan Pori-pori Besar Pada Kulit
Kecantikan Pori-pori merupakan ‘lubang’ yang ada di kulit untuk mengeluarkan keringat. Saat pori-pori ini membesar khususnya di bagian wajah, maka wajah akan tampak kusam dan tidak mulus. Tentunya hal ini akan sangat mengganggu penampilan. Pori-pori biasanya terlihat lebih jelas di bagian hidung, dahi dan dagu. Pori-pori yang membesar bisa disebabkan karena berbagai faktor, yakni genetika, usia, dan kerusakan kulit akibat sinar matahari. Untuk mengatasi hal itu, berikut ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengecilkan pori-pori yang membesar. Ikuti dengan baik yah!
Selasa, 29 Oktober 2013
EXO's SK Telecom Dance battle Round 1
[놀면된다 SKT 눝] 최고의 눝 댄서를 뽑자! - EXO vs. EXO 댄스배틀 Round 1 (카이/찬열/타오/첸)
Exo's need your choice! Pick your favourite member to be the best Dancing Machine, so come on drama's cat! Vote your oppa NOW !
Read More
Exo's need your choice! Pick your favourite member to be the best Dancing Machine, so come on drama's cat! Vote your oppa NOW !
4 Nutrisi Penting untuk Kesehatan Otak
Kesehatan Tubuh tidak akan bekerja jika otak tidak berfungsi dengan baik. Untuk itu kita harus memperhatikan kesehatan otak kita mulai dari sekarang. Untuk menjaga agar fungsi otak tetap optimal, maka otak membutuhkan 4 nutrisi penting ini. Apa saja? Otak adalah organ yang paling penting untuk mendukung atau mengatur fungsi organ-organ lainnya. Selain itu organ ini juga mengatur sendiri kebutuhan akan ‘bahan bakar’ atau nutrisinya agar bisa terpelihara dan berfungsi dengan baik
Minggu, 27 Oktober 2013
[Renungan] Buat Apa Sih Kuliah?
Artikel by : Siska AP
Selamat
buat kamu yang sudah jadi mahasiswa!
Lalu
kenapa?
Memang apa sih kerennya
jadi mahasiswa? Kamu pikir kamu keren
kalau jadi mahasiswa? Dengan jas almamater
yang heroik kamu jadi bisa kembali ke sekolah kamu dan berkata, “Saya sekarang mahasiswa UNAIR loh” atau “Ini nih lihat jaket kuning UI
saya”.
Oke, itu memang salah
satu bagian menyenangkan yang bisa dibanggakan, tapi kalo udah bangga, kamu mau
apa? Apa yang kamu dapatkan dari kebanggaan tersebut?
“Seneng
aja”
“Kepuasaan
batin”
“Yah
keren aja sih”
Ada lagi ?
Kamu udah yakin dengan
pilihan jurusan dan kampus kamu? Sudah sesuai dengan panggilan jiwa belum? Atau
kami masih bohong sama diri kamu?
“Iya
saya sudah yakin kok sama pilihan saya”
“Ah
masa sih?, Yakin? Itu kok muka masih belum pede tampaknya”
“Ya dibuat yakin dong, kan sudah keterima”
“Bener
nih gak nyesel?”
“Emang
ada pilihan lain kah?”
Kamu sudah jadi mahasiswa nih sekarang, lalu kamu mau jadikan titel kamu
nanti untuk apa? Mau dijadikan apa titel yang kamu raih?
Sobat, seorang rektor
pernah berkata, biaya standar untuk seorang sarjana teknik adalah Rp.28.000.000
setiap semesternya. Jumlah yang yang gak kecil loh, coba saya tanya berapa
biaya kuliah? Dulu saya di ITB
1.850.000 per semesternya. Kabarnya sekarang sudah mencapai hingga 5 juta
rupiah per semesternya. Okelah kita pakai standar sekarang saja, dan dengan
asumsi biaya sarjananya tetap.
Dengan asumsi ini saja
saya bisa mengatakan kalau dalam satu semester, minimal kita sudah memiliki
hutang 23 juta per semesternya. Hutang? Pasti banyak yang bertanya, itu hutang
ke siapa? Hutangnya ke Rakyat Indonesia kawan. Mereka yang bayar pajak itu telah
mensubsidi kuliah kamu, khususnya buat
kamu yang kuliah di kampus negeri.
Pendidikan yang
berkualitas itu hakekatnya memang mahal, pertanyaannya siapa yang akan
menanggung biaya pendidikan tersebut? Dalam kasus Indonesia, rakyatlah yang
juga dibebankan untuk membiayai kuliah kita.
Saat pertama kali masuk
ITB beberapa tahun yang lalu, seorang alumni yang sangat senior berbicara dalam
sebuah sesi seminar.
“Untuk masuk ITB,
perbandingan tingkat kompetisinya adalah 1 banding 20. Artinya ketika kamu
bahagia karena telah masuk ITB, ada 19 anak muda Indonesia lain yang menangis
kecewa karena gagal diterima di ITB.”
Kamu kuliah di subsidi oleh rakyat, maka untuk membalas
budi pengorbanan uang yang telah rakyat berikan, kamu minimal harus bisa kasih
makan ke 76 orang lainnya. Loh? Dari mana angka 76 tersebut?
Kita asumsikan 19 orang
tersebut menikah dan memiliki dua anak saja, maka itu berarti 19 dikali 4 yaitu
76 orang.
Kata-kata tersebut
selalu terngiang di benak saya hingga saat ini, saya selalu berpikir dan
mencari jalan bagaimana bisa membuka kesempatan menambah penghasilan bagi 76
orang. Tentu bukan hanya dengan membuka lapangan kerja dengan menjadi
entrepreneur, banyak cara untuk bisa berbagi seperti dengan aktivitas sosial.
Bagaimanapun caranya,
itulah yang perlu kita sama-sama pikirkan. Bahwa kamu jadi mahasiswa itu tidak mudah dan tidak bisa asal-asalan.
Kamu perlu tanya ke diri kamu, “Saya mau berkontribusi apa selama jadi mahasiswa dan setelah lulus untuk negeri ini?”
Karena kuliah kamu bukan hanya menyangkut diri kamu, tetapi
juga ratusan juta rakyat Indonesia di masa kini dan masa depan. Mahasiswa seringkali disebut sebagai unsur perbaikan
negara, ya benar adanya kalimat tersebut. Karena ditangan mahasiswa yang nantinya akan masuk ke dunia nyata lah
negeri ini bergantung harapan.
Kamu kuliah, kamu termasuk dalam 18% rakyat Indonesia usia
18-23 tahun yang beruntung bisa menikmati bangku di perguruan tinggi. Jumlahnya
tidak sampai 4.5 juta saja mahasiswa itu. Maka renungkanlah nasib 78% rakyat Indonesia yang
lainnya.
Karena kamu itu mahasiswa, ada kata MAHA di depan siswa. Maha itu identik
dengan tidak terbatas dan tidak pernah habis. Perlu di ingat, bahwa penggunaan
kata MAHA itu identik dengan sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan (co : Maha
Pengasih, Maha Penyayang). Menariknya bahasa Inggris nya dari Mahasiswa adalah student, atau terkadang ditambahkan
College Student. Bahasa arabnya mahasiswa adalah thulabiy, sama dengan siswa. Mereka
tidak menggunakan terminologi Great Student atau AkbaruThulabiy sebagai kata
ganti mahasiswa.
Hanya di Indonesia yang
menggunakan pola kata seperti ini. Kenapa? Karena ada sebuah harapan khusus bagi mahasiswa Indonesia untuk bisa
memiliki karakter seorang Mahasiswa, seorang yang tidak
pernah terbatas hasratnya untuk bisa menuntut ilmu.
Dalam sebuah lirik lagu
perjuangan kampus yang berjudul “Kampusku”, sang pengubah lagu menuliskan
seperti ini :
Berjuta
Rakyat Menanti Tanganmu
Mereka
Lapar dan Bau Keringat
Kusampaikan
Salam Salam Perjuangan
Kami
Semua Cinta Indonesia
Tapi kamu juga jangan
terlalu Ge-er dulu dengan segala sanjungan untuk mahasiswa, itu gak sekeren itu kok, kadang malah cuma
klise belaka. Saya malah berpikir terlalu banyak pujian untuk seorang yang
menyandang label mahasiswa. Padahal jadi mahasiswa gak sekeren itu kok, apa sih mahasiswa? Belajar males, kajian kebangsaan cuek, demo di
jalan gak mau, kegiatan pengembangan masyarakat juga gak peduli, bahkan fokus
pada kompetensinya saja juga enggan.
Apa sih mahasiswa itu? Cuma mampu mejeng dengan tampang keren,
sok bawa mobil ke kampus padahal uang orang tua. Bergaya sana sini, ganti pacar
tiap bulan, gak nyimak dosen di kelas, ke kampus dandannya udah seperti mau ke
resepsi pernikahan.
Ngapain sih tuh mahasiswa? Selama empat tahun di kampus akhirnya gak
aplikasi ilmunya, berpikir gimana ngasih makan dirinya saja, lupa kalau dia di
bayarin rakyat saat kuliah, jadi manusia hedon
yang lupa kalau masih banyak rakyat yang lapar dan bau keringat.
Ah mahasiswa, apa pentingnya? Cuma bisa kritik keadaan
negeri tanpa mau berpikir apa yang bisa ia lakukan untuk negerinya. Hanya ribut
diantara mahasiswa, bakar ban dan akhirnya
rakyat lagi yang kembali menderita.
HEI KAMU YANG MENGAKU MAHASISWA !
Coba sekarang saya tanya
buat kamu yang mau lulus kuliah, buat apa sih kamu kuliah? Abis kuliah mau kemana?
“Ikutin
aja kemana angin membawa”
“Yah
kita lihat nantilah gimana abis wisuda”
“Mau
kerja dulu deh, sambil mikir mau ngapain setelahnya”
Umm. Okey, tidak ada
yang salah dengan kalimat-kalimat tersebut. Tetapi kalimat-kalimat ini
menandakan masih banyak diantara mahasiswa dan alumni muda yang bahkan tidak tau mau
ngapain setelah lulus.
Helloooo. Dimana
#panggilanjiwa kamu kawan? Masih belum berjumpakah dengan #panggilanjiwa kamu
itu? Atau bahkan kamu tidak berusaha mencarinya?
Sobat,apakah dunia
kampus belum cukup untuk kamu dalam mem-#bangunmimpi? Butuh berapa lama lagi
untuk kamu agar bisa menemukan dan merencanakan mimpi besar kamu sobat? Atau
jangan jangan kamu lebih nyaman dalam ketidakpastian mimpi kamu?
Mereka yang tidak punya
mimpi akan terjebak pada kegalauan hidup, dan bila kegalauan hidup menemani
mereka maka ketidakpastian akan menjadi sahabat, dan akhirnya berujung pada
ketidakjelasan manfaat hidup itu sendiri.
APA KONTRIBUSI KAMU
UNTUK NEGERI?
Percuma saja kamu kuliah kalau ternyata pilihan jurusannya bukan yang
kamu minati, bohong dengan #panggilanjiwa hanya untuk mengejar titel di kampus
negeri saja. Hidup itu bukan sekedar titel kamu di dapat dimana, tetapi kamu
mau berbuat apa dengan titel tersebut untuk kebaikan dan kebermanfaatan.
Kamu pikir jadi alumni
dari kampus beken itu terjamin masa depannya kawan? Saya justru banyak kenal
teman, senior, dan junior saya di kampus yang luntang-luntung gak jelas karena
penuh kegalauan dalam menatap masa depan. Mereka tidak membangun karakter diri
selama jadi mahasiswa. Akibatnya? Hidup
segan, Mati enggan.
Lantas, apa yang bisa
dibanggakan ketika setelah lulus hanya menjadi sekrup kapitalis yang
menghambakan diri pada uang dan rela ketika sumber daya negeri ini dikeruk
untuk kepentingan asing semata. Apa kalian lupa kalau kalian kuliah disubsidi oleh negara? Uang rakyat itu kawan? Hasil pajak mereka yang
berharap negeri ini lebih baik.
Buat saya, percuma
belajar mati-matian masuk perguruan tinggi kalau ujung-ujungnya hanya
memetingkan isi perut belaka dan tidak mampu berkontribusi untuk bangsa. Sayang
banget kawan. Bila 4-5 atau bahkan 6 tahun kuliah pada akhirnya hanya menjadi perusak negeri,
yang serakah atas kebutuhan dunia.
Atau lebih sadis lagi
mereka para koruptor yang menghabiskan hidup untuk merusak moral sosial bangsa.
Seharusnya mereka mereka inilah yang di klaim oleh Malaysia, bukan budaya
Indonesia.
Rakyat negeri ini
membiayai kamu kuliah bukan hanya untuk
mendapatkan IPK Cum Laude atau terancam Cum Laude. Yakin nih yang IPK nya 4.00
itu benar-benar cerdas? Jangan-jangan mereka cuma seorang robot yang jago
menyelesaikan soal ujian, tetapi gampang dalam menghadapi soal kehidupan.
Kamu kuliah di kampus teknik, jadilah teknokrat yang visioner. Kuliah di fakultas hukum, jadilah advokat yang adil. Belajar di jurusan ekonomi, maka jadilah ekonom yang bijak. Atau bila kamu kuliah di kampus pertanian, bangunlah negeri ini
dengan ilmu pertanian yang kamu miliki, jangan mangkir dari kompetensi dan
malah berpikir untuk menjadi bankir.
Kuliah itu mahal kawan, setau
saya di UI sudah Rp.25.000.000, di ITB bahkan ada yang mencapai Rp.50.000.000.
Biaya per semester juga sudah semakin besar, lalu apa yang kamu cari setelah
lulus? Hanya bekerja sebagai pegawai kah pilihan hidup kamu?
Masih banyak anak muda
Indonesia yang tidak kuliah. Atau alumni kampus
yang katanya beken dan akhirnya memilih untuk bersaing dalam job fair dengan
alumni kampus yang katanya ga beken? Gak malu ya sobat?
Yuk kita berpikir #beda,
jangan berpikir “Mau kerja di perusahaan apa?”, melainkan “Mau buka lapangan
kerja dimana ya?”
Saya sering bilang ke mahasiswa ITB, buat apa kamu bangga masuk ITB kalau hanya
bisa jadi mahasiswa KUPU KUPU alias kuliah pulang kuliah pulang. Mending kamu sekalian aja pulang ke rumah orang tua kamu. Karena
kita kuliah bukan hanya untuk
mengejar nilai, kita kuliah untuk menikmati proses
pembelajaran diri dalam setiap kesempatan.
Malu lah pakai jaket
kuning UI yang katanya keren itu kalau gak peka sama isu sosial masyarakat,
hanya mengenal kuliah-kafe-mall saja. Helloo
kawan, itu jaket kuning lambang perjuangan, apa kontribusi kamu untuk negara.
Kalau kamu sudah berkontribusi untuk negeri, barulah boleh sedikit bangga
dengan jaket kuning kamu sobat!
Atau mahasiswa UGM yang terkenal dengan jaket warna karun
goni, itu warna kerakyatan, maka segen saya lihat mahasiswa UGM kalau melihat dan memikirkan realita rakyat
aja gak mau. Jaket mu itu bukti pengorbanan sobat!
Malu lah gw jadi mahasiswa kalau sepanjang masa kuliahnya gak pernah demo di jalan
Ah capeklah kuliah itu kalau hanya mengejar nilai tetapi anti
sosial, menjadi manusia robot yang bangga jadi sekrup kapitalis.
Buat kamu yang baru
lulus SNMPTN atau segala bentuk ujian masuk perguruan tinggi lainnya. Berani janji kontribusi apa selama jadi mahasiswa? Atau udah cukup bangga dengan label mahasiswa?
Masuk jurusan kedokteran
kampus beken, tetapi gak mau praktek di daerah terpencil, hanya mau jadi dokter
di kota. Hmm percuma deh, di kota di daerah daerah aja masih kekurangan dokter,
di kota dokter menumpuk. Hmm mendingan mundur deh.
Ayolah kawan! Kita Mahasiswa, ada kata Maha di depan siswa, masa masih sama
sama aja konsep berpikirnya dengan mereka yang tidak sekolah. Malu lah kita
sama tukang bakso yang bisa punya 3 pegawai, mereka yang tidak kuliah aja bisa ngasih makan orang lain, lah mahasiswa? Bangun Idealisme itu kawan, sejak mahasiswa, kesempatan terakhir untuk membangun idealisme
itu ada di kampus. Setelah lulus, kalian
akan menikmati dunia nyata yang sangat kejam dan pragmatis.
Hidup itu bukan hanya
tentang duit, duit, dan DUIT.
Mahasiswa itu #beda!
Yuk kita bangun konsep
berpikir yang dewasa. Jangan bangga ke kampus pakai mobil orang tua untuk
mejeng sana sini dan tidak peduli dengan lingkungan sekitar, manja dalam
belajar serta lemah karakter. Percuma nanti di hari wisuda, para alumni itu
hanya menambah daftar pengangguran negeri ini, buat apa kamu kuliah sobat?
Sobat, mari kita maknai
dengan #bijak kenapa kita harus kuliah. Ini bukan hanya sekedar mengikuti kebiasaan
banyak orang. Tetapi ini tentang upaya membuat diri kita lebih mampu berkontribusi untuk
pembangunan bangsa.
Sobat, kamu mau
berkontribusi apa selama kuliah?
“Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karsa, Tut Wuri
Handayani”
-Ki Hajar Dewantara-
Original Article's Title is [Renungan] Buat Apa Sih Kuliah? | A TechnoLedge Blog
in http://muhfachrizal.blogspot.com
Langganan:
Postingan (Atom)