Ada yang tau
Education development index (EDI) Indonesia ada di peringkat mana? Pendidikan di Indonesia
berada di peringkat 69 dunia. Kok bisa? Padahal Indonesia merupakan Negara
dengan kurikulum efektif di dunia. Analisa yuk sistem pendidikan di Indonesia.
Kriteria
Kelulusan minimum (KKM), hayo, ada
yang ngeluh gak kalo nilainya di bawah kkm? Kenapa sih harus ada kkm, emangnya
pendidikan itu bermaksut untuk mencari nilai? Kan kalo kerja gak bakalan tuh
ditanya, kamu dulu nilainya berapa? Lulus kkm? Masuk remidi gak? Terus ngapain
kita susah payah mengerjakan tugas meraih nilai diatas kkm? Jadi kita rugi
dong? Gak juga, Sebenarnya tergantung pada individunya sih, ngerasa rugi gak
udah memberikan 12 tahun lebih hidupnya untuk berkelut dengan pelajaran diatas kkm sekolah.
Terus gimana dengan evaluasi
belajar? Banyak Negara yang percaya
bahwa ujian dan evaluasi bagi siswa merupakan bagian yang sangat penting bagi
kualitas pendidikan, kok bisa? Bukannya testing
itulah yang menghancurkan tujuan belajar siswa. Terlalu banyak testing cenderung mengajarkan siswa untuk semata lolos dari ujian. Bener
juga kan? Kita belajar a.k.a sekolah Cuma pingin dapet nilai akademik yang
bagus dan memuaskan. Faktor pemahaman dan penerapan menjadi elemen yang
diremehkan, pokoknya yang penting nilai kita bagus, waduh ini gak beres!
Lanjut ke soal materi yang ada, para pelajar dituntut
menguasai materi yang ada sesuai dengan kriteria kelulusan minimum. Dengan
pemahaman dari buku paket yang sudah turun – temurun dipakai. Seharusnya jika
memang pendidikan itu dimaksudkan untuk memperluas pengetahuan, kenapa harus
berpatok pada materi yang telah ada?
Bukankah akan menjadi lebih baik jika pelajar memahami konsep
dari materi itu dan menemukan jalan sendiri untuk menyelesaikan materi
tersebut. Ayolah, bagaimana tidak tercipta budaya mencontek, jika pelajar
dituntut menguasai materi dengan rentang waktu yang telah ditentukan? Waktunya
cepet pula, kemampuan pemahaman setiap orang itu kan tidak sama. Mungkin jika
pemerintah mengerti akan artinya tekanan mental dan ego manusia bahwa
"Mendapatkan sesuatu secara instan tanpa berusaha itu lebih mudah",
mereka akan dapat mendengar jeritan pelajar - pelajar indonesia akan tingginya
nilai kriteria kelulusan minimum.
Tapi bagaimana dengan
para pelajar yang gak suka mencoba memecahkan masalah? Ini perlu penanganan
tidak lanjut.
Tapi, para pelajar jangan besar kepala dulu, dan menyalahkan
ini semua ke pemerintah, sebaliknya para pelajar indonesia juga harus mengubah
mindset mereka, bahwa belajar itu keharusan, bukan hanya untuk melewati sekolah
dan mendapat ijazah, tapi menelan materi yang telah diberikan disekolah dan
menerapkannya di sebagian hidup kita. Mencontek atau copy-paste pekerjaan teman itu pengkhianatan terhadap diri sendiri.
Ish ish ish, betapa merugi pelajar yang hanya menyalin pekerjaan temannya, kita
di sekolahkan untuk mengembangkan daya pikir kita, bukan?
Sebenarnya pendidikan indonesia bisa move on kok dari
peringkat terbawah dunia, asalkan semua partisipan pendidikan dengan sepenuh
hati, ikhlas dan jujur menjalaninya.
Semangat para pelajar indonesia.. :D (SISKA AP X-G)
x
0 komentar:
Posting Komentar